Latest Post

http://www.laskar4d.com/registration

Hotel Alexis di kawasan Jalan RE Martadinata, Jakarta Utara hari ini kembali ramai menjadi bahan pembicaraan. Pasalnya efektif per tanggal 27 Oktober 2017, Hotel Alexis sudah tidak bisa beroperasi lagi.

Izin operasional mereka telah habis dan tidak diperpanjang lagi oleh Pemprov DKI Jakarta. Dengan tidak diperpanjangnya izin operasional mereka, maka Alexis resmi ditutup dengan sendirinya.

Penutupan Hotel Alexis yang dianggap sebagai sarang maksiat adalah salah satu dari 23 janji Anies Baswedan dan Sandiaga Uno saat kampanye pada pilkada DKI Jakarta.

Bukan hanya itu saja, janji menutup Alexis kembali dilontarkan oleh Anies Baswedan saat debat Cagub pada Pilkada DKI 2017. Saat itu Ahok dikritik habis-habisan oleh Anies Baswedan bahwa sistem yang dipimpin Ahok cuma tegas terhadap orang kecil saja, namun tumpul kepada pengusaha besar.

Anies pun mencontohkan soal keberadaan Alexis yang yang ditudingnya sebagai tempat prostitusi terselubung dan dianggapnya tidak diutak-atik oleh Ahok. Namun coba kalau soal bangunan liar dan penggusuran, Ahok dianggapnya sangat keras sehingga menimbulkan penderitaan bagi rakyat kecil. kelas menengah ke atas seperti Hotel Alexis .

Anies bilang untuk urusan penggusuran tegas, tetapi urusan prostitusi Alexis lemah. Entah Anies Baswedan ini tahu atau pura-pura tidak tahu tutup mata tutup telinga demi nafsunya menjadi Gubernur DKI Jakarta, di tangan Ahok, justru sejumlah lokasi hiburan malam seperti Stadium, Rajamas, Milles tumbang tidak berdaya dihajar Ahok tanpa Ampun.

Padahal kalau mau jujur belum tentu Anies Baswedan punya bukti-bukti sahih yang dilihatnya dengan mata kepalanya sendiri bahwa Hotel Alexis adalah hotel tempat prostitusi terselubung sesuai tudinganya.

Jangankan Anies Baswedan, Ahok sendiri mengaku tidak punya bukti-bukti yang sahih tentang praktik prostitusi di Hotel Alexis. Itulah sebabnya kenapa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak bisa menutup hotel tersebut.

Anies Baswedan hanya berdasarkan asumsi yang berkembang di media massa bahwa Alexis adakah tempat maksiat dimana sumber segala bentuk perbuatan yang melanggar kesusilaan.

Menurut Anies Baswedan, dengan tidak diperpanjangnya izin Alexis merupakan upayanya untuk menjaga moral kita. Maksudnya kita itu kita yang mana?

Kalau mau bicara moral, tidak perlu soal prostitusi segala, om. Nonton video bokepnya Hanna Anissa yang mahasiswi UI itu itu juga moral bejat karena kepo banget dengan urusan seks orang lain.

Soal penutupan Alexis, sebelumnya Anies Baswedan bilang akan ada kejutan terkait janjinya terhadap Hotel Alexis.

Ternyata kejutan yang dimaksud adalah tidak diperpanjangnya izin operasional saat diajukan oleh pihak Hotel Alexis. Ternyata cuma segitu doang, kirain mau bikin heboh apa gitu.

Seharusnya Anies Baswedan harus bisa merangkul dan membina para pelaku usaha hiburan di ibu kota negara ini, bukan jebakan betmen dengan menunggu izinnya habis baru sikat.

Memangnya Anies Baswedan bisa memberi kerjaan yang baru bagi para karyawan Hotel Alexis yang status mereka kini pengangguran akibat tidak diperpanjangnya izin operasional hotel tersebut? Mikir dong. Kasihan anak istri mereka, mau makan apa kalau sudah jadi pengangguran.

Padahal fakta membuktikan bahwa bisnis hotel dan hiburan malam adalah salah satu penghasil Pendapatan Asli Daerah terbesar yang mendukung dunia pariwisata di DKI Jakarta ini.

Di era Ahok saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, bisnis hiburan dikelolanya dengan profesional karena Ahok paham betul bahwa Pendapatan Asli Daerah dalam bisnis hotel dan hiburan malam sangat besar nominalnya karena intinya sifat dasar manusia pada umumnya butuh hiburan untuk melepas kepenatan dan kejenuhan akibat rutinitas, baik itu dalam dunia bisnis maupun dalam dunia kerja.

Ahok lalu menetapkan pajak hiburan yang tinggi untuk menggenjot PAD. Selain itu, Ahok juga menetapkan pengawasan yang ketat dengan menempatkan CCTV dan memasang Cashier Online ke database pendapatan daerah agar tidak ada penyelewengan pajak oleh para pengusaha nakal dibidang perhotelan dan hiburan malam.

Mungkin sebagai seorang Krisitiani yang taat, Ahok mengimani Lukas 10:3, 5-6 yang menyatakan bahwa, pergilah, sesungguhnya AKU mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala. Kalau Anies, entahlah.

http://www.laskar4d.com/registration

http://www.laskar4d.com/registration

Anies-Sandi ketika kampanye mengumbar janji-janji surga. Semuanya terlihat menggiurkan, tetapi sangat sulit untuk dijangkau. Tetapi herannya, banyak warga Jakarta yang percaya janji-janji tersebut akan terealisasi. Walau pun janji-janji tersebut kelihatan tidak masuk akal sekali pun warga tetap saja percaya. Dan akhirnya banyak yang memilih Anies-Sandi menjadi Gubernur DKI.

Yang paling terkenal dan masuk di otak warga Jakarta adalah program DP 0 rupiah yang diperuntukkan untuk warga Jakarta memperoleh tempat tinggal di Jakarta. Walau pun program terlihat absurd, tetap saja warga Jakarta percaya, Anies-Sandi akan memberikan program tersebut kepada mereka. Walau sekali pun BI telah melarang pengenaan DP 0 rupiah, Anies-Sandi tetap yakin bahwa program tersebut dapat berjalan.

Selain program DP 0 rupiah yang terus digembar-gemborkan Anies-Sandi beserta tim suksesnya ketika berkampanye, rencana stop reklamasi dan penutupan Alexis juga menjadi salah satu andalan Anies-Sandi untuk mendulang suara warga Jakarta. Tentu masih banyak program yang ditawarkan oleh Anies-Sandi seperti Oke Oce, KJP Plus, serta lainnya.

Stop Reklamasi

Anies mengatakan bahwa reklamasi Teluk Jakarta akan mengakibatkan rusaknya habitat di sekitar Teluk Jakarta. Dan reklamasi juga akan mengakibatkan banjir di Jakarta, karena air yang mengalir ke laut akan terhalang oleh pulau reklamasi dan kembali lagi ke Jakarta. Dan Jakarta pun akan kebanjiran akibat dari luapan air laut. Oleh karena itu, reklamasi harus dihentikan dan tidak boleh lagi dilanjutkan.

Ketika janji Anies ini ditagih oleh para nelayan di sekitar teluk Jakarta, apakah Anies-Sandi akan tetap menghentikan reklamasi di Teluk Jakarta? Sampai sekarang Anies tidak berani secara terus terang mengatakan bahwa dirinya akan tetap menghentikan reklamasi. Karena pusat telah memerintahkan kepada Anies agar tetap melanjutkan proyek reklamasi Teluk Jakarta, dan juga karena ada negosiasi di rumah Prabowo antara pengembang dengan Anies-Sandi. Walau pun kita tidak tahu apa yang menjadi pembicaraan tetapi kita yakin bahwa ada pertemuan tersebut. Seperti yang dilansir Kompas, Anies telah mengakui bahwa memang ada pertemuan tersebut.

Jika janji Anies untuk menghentikan proyek reklamasi Teluk Jakarta ditagih oleh warga Jakarta, itu adalah hal yang wajar. Karena memang itulah yang diunggulkan oleh Anies-Sandi ketika berkampanye. Kalau janji ini tidak ditagih terus, lama-lama akan menghilang dengan sendirinya. Oleh karena itu, warga Jakarta selalu mendesak Anies untuk segera menghentikan proyek reklamasi.

Ketika Anies ditagih janjinya, kenapa Gerindra harus kebakaran jenggot? Adalah M. Taufik yang menghendaki warga Jakarta untuk tidak membebani Anies-Sandi dengan desakan penghentian reklamasi. Karena program Anies-Sandi tidak hanya reklamasi. Tentu kita menjadi heran, jika sekarang Gerindra justru tidak menghendaki penghentian reklamasi. Ada apakah gerangan? Kenapa sekarang justru berbalik arah mendukung proyek reklamasi?

Dengan dalih bahwa masih banyak program Anies-Sandi yang harus dilaksanakan, maka warga Jakarta diharapkan untuk tidak mendesak Anies-Sandi menghentikan proyek reklamasi. Jika memang Anies konsen dengan janjinya, maka tidak ada alasan bagi Anies untuk tetap menyuarakan penghentian reklamasi ini, dan bukannya malah ngeles kesana-kemari.

"Jangan dibebankan hidupnya seolah-olah hanya reklamasi dan Alexis. Kasihan Anies-Sandi belum 100 hari sudah dikejar-kejar," ujar Taufik ditemui di kantor DPD Golkar Jakarta, Minggu (29/10).

Penutupan Alexis

Anies juga mengatakan bahwa jika dirinya terpilih menjadi Gubernur Jakarta maka Alexis akan segera ditutup karena Alexis banyak mudaratnya daripada manfaatnya. Karena publik tahu bahwa Alexis adalah sarang prostitusi terselubung, maka janji Anies ini sukses mendulang suara. Bahkan Anies sempat menyindir Basuki Tjahaja Purnama yang tidak berani menutup Alexis.

Tetapi kini, setelah Anies terpilih menjadi Gubernur DKI. Tampak ada keraguan dari Anies untuk menutup Alexis. Anies berlindung dibalik hukum, bahwa penutupan Alexis harus sesuai dengan hukum yang berlaku.

Apakah itu berarti Anies juga tidak sanggup menutup Alexis? Sehingga sampai sekarang Anies tidak lagi bersuara tentang penutupan Alexis? Setiap kali ditanya wartawan mengenai penutupan Alexis, Anies selalu menghindari. Jika dulu, Anies menyindir Ahok tidak berani menutup Alexis, dan kini dirinya pun tidak berani menutup Alexis. Lalu apa bedanya?

Bahkan sekarang M. Taufik pun turut serta bersuara, agar warga Jakarta tidak terus menerus mendesak Anies-Sandi untuk menutup Alexis. Karena masih banyak program yang lebih penting untuk diselesaikan katanya. Lalu apakah Alexis tidak penting untuk ditutup? Apalagi menurut telusuran Detikcom, memang ada transaksi prostitusi di lantai 7 Alexis. Lalu kenapa Anies tidak berani menutupnya?

Kini janji tinggal janji.... bulan madu hanya mimpi....

http://www.laskar4d.com/registration



Sudah pasti Anies bingung. Dia digencet oleh Luhut Binsar Pandjaitan. Kepura-puraan politik yang mencoba dilakukan oleh politikus culun Gerindra semacam Andre Rosiade hanya memusingkan Anies semata. Anies harus berhadapan dengan Gerindra, Prabowo dan pengembang reklamasi sekaligus. Pun hal ini belum sempurna karena harus berhubungan dengan para gatoloco politikus semprul di DPRD DKI Jakarta. Perang kepentingan terkait uang bejibun sebesar Rp 50 triliun menjadi tontonan warga yang dianggap tolol, bahlul seperti kaum Bumi datar.

Sebenarnya, Anies yang memang tidak becus bekerja – dengan bukti dipecat – hanya dihadapkan kepada dua plihan dengan konsekuensi yang sungguh tidak dia bayangkan. Kita lihat dengan jernih betapa tekanan itu datang bertubi. Gencetan Jenderal Luhut Pandjaitan, tekanan para ormas, sikap kepuraaan bin munafik Gerindra, kepentingan diam Prabowo, kepentingan bisnis pengembang, dan publik yang menonton sambil tertawa.

Omongan tidak bermutu Andre Rosiade hanya gaya-gayaan memutar-mutar alasan, yang pada akhirnya Anies tetap menyetujui adanya reklamasi. Pun dia juga tidak memiliki kekuatan apapun bahkan ngomong soal menyebut Luhut Pandjaitan saja tidak berani si Andre Rosiade. Politikus semprul semacam ini tidak memiliki kredibilitas dan hanya menjadi pajangan daftar tidak bermutu. Omongan politikus itu sebenarnya adalah singnal dan pesan agar Anies segera bertindak untuk kepentingan mereka.

Selain gencetan dari parpol, juga tentu tekanan dari Sandi sendiri. Kini dia dibuat bingung ke sana ke mari dengan dalih mendengarkan masyarakat. Masalah sudah jelas. Yang tidak jelas jutru niatan Anies dan Sandi, politikus DPRD, pengembang dalam melawan proyek reklamasi yang semuanya telah berkekuatan hukum. Tekanan Sandi ini tidak bisa dianggap remeh. Karena Anies dalam mencapai kursi gubernur hanyalah bermodalkan dengkul – tidak seperti Sandi yang menghabiskan lebih dari Rp 60 miliar, sementara Anies? Modal dengkul jika dibandingkan pengeluaran Sandi.

Gencetan Luhut Pandjaitan jelas. Dia memaksa ketentuan pemasukan retribusi 15% dari NJOP proyek reklamasi diberlakukan. Ini keuntungan buat kas DKI. Kuncinya dipegang olehnya. Semua persyaratan telah terpenuhi terkait reklamasi. Upaya menurunkan retribusi kewajiban pengembang di bawah angka 15% adalah jelas perbuatan lacung bin korup. Itu amanat dan kesepakatan yang sudah diambil oleh Ahok dengan pengembang. Dengan angka ini maka DPRD DKI Jakarta tidak akan mendapatkan apapun dari proyek reklamasi.

Maka Anies pun mendapat tekanan dari DPRD DKI Jakarta untuk meloloskan reklamasi. Tidak ada jalan lain. Publik semua tahu bagaimana mereka berusaha menurunkan angka retribusi yang disetujui oleh Ahok dan pengembang dari angka 15% ke angka hanya 5% - dengan menghilangkan potensi pendapatan sebesar sekitar Rp 35 triliun sampai Rp 50 triliun. Terkait hal ini si koruptor Gerindra ditangkap yakni adik koruptor M. Taufik bernama M. Sanusi.

Gencetan DPRD DKI ini benar-benar menimbulkan simalakama bagi mereka sebenarnya. Namun sikap ndableg dan tidak tahu malu rupannya akan menjadi gambaran – dengan berbagai excuses alias alasan pembenaran justifikasi. Kemungkinan menurunkan nilai retribusi dan potensi pendapatan akan menunjukkan secara kasat mata korupsi dan KKN yang KPK harus lihat.

Para ormas pendukung Anies pun yang hobinya demo-demo bernasi bungkus selama Djarot-Ahok-Jokowi juga ikut bermain. Caranya mereka berkolaborasi dan melakukan pendekatan dengan para pengembang. Lalu mereka bisa dengan leluasa melakukan tekanan kepadanya. Jelas mereka akan menggencet dia tanpa ampun. Pun kepentingan ormas jelas: agar Anies mengikuti aturan dan tetap melanjutkan reklamasi.

Kepentingan lainnya adalah orang di sekeliling Prabowo. Prabowo memertemukan Anies, pengembang dan Prabowo sendiri, termasuk beberapa penguasaha. Prabowo tentu memiliki kepentingan terkait dengan pencitraan politik. Tentu omogannya standard normative, namun simbol politik pertemuan itu justru yang memiliki makna.

Nah, melihat gambaran seperti itulah, Anies kini tujuh keliling pusing. Hingga segala program yang dia janjikan belum satu pun yang terbukti. Pun dalam hal pelaksanaan pekerjaan dan APBD, E-budgeting telah mengunci rapat dan hanya memberikan sedikit ruang main baginya dan DPRD DKI Jakarta. Cepat atau lambat mereka frustasi. Dan, itu telah dimulai dengan tekanan-tekanan termasuk yang terpenting bagi mereka semua: reklamasi. Lawanlah Luhut Pandjaitan, Sandi, Gerindra, para ormas pendukung, pengembang, dan publik yang terpecah. Salam bahagia ala saya.

http://www.laskar4d.com/registration

http://www.laskar4d.com/registration

Singkat saja, aku ingin menuliskannya!

Belum juga resmi menjabat, sudah ada satu janji kampanye pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno yang batal dipenuhi. Janji yang dimaksud adalah izin untuk menerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Kartu Jakarta Pintar (KJP) sekaligus. Keduanya menamai program itu dengan nama KJP Plus.

Edriana Noerdin, anggota tim sinkronisasi pasangan Anies-Sandiaga untuk bidang kesejahteraan rakyat mengumumkan bahwa janji kampanye keduanya untuk menggulirkan KJP Plus secara resmi batal dilaksanakan.

Pasalnya, bila janji itu direalisasikan, yang terjadi adalah double budget atau anggaran ganda. Ini melanggar Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. "Itu yang akan dihindari (yakni) double budget. Jadi, kita tidak akan melakukan double budget,

Apa yang dipaparkan secara singkat diatas adalah sebelum dilantik menjadi Gubernur. Bagaimana dengan janji yang lain, setelah usai dilantik?

Janji yang menjadi buah bibir publik dari gubernur-wagub baru ini, antara lain janji pembangunan rumah dengan uang muka (DP) nol persen, membangun tanpa gusur, dan program pembangunan 200.000 Pengusaha (Wira Usaha) Baru melalui program OK OCE (One Kecamatan One Center for Enterpreneur).

Program DP nol persen ini menjadi sorotan utama warga, ya tentu saja, sederhananya dan pada kenyataannya warga memang membutuhkan rumah, apalagi dengan DP 0 persen, ini sangat menggiurkan, akan tetapi sempat menjadi polemik yang semeraut di masa kampanye. Sebagian memandang bahwa program ini tidak realistis dan mengada-ngada. Hemat saya, tunggu saja realisasinya!

Janji berikutnya akan mengatasi macet. Tetapi apa yang sudah instruksikan oleh Sandiaga banyak menuai kritik dan jadi bahan bully, seperti instruksi "cari rute baru" untuk mengatasi macet.

"Cari rute-rute transjakarta, bisa merekayasa jalurnya supaya tidak terlalu macet karena ini sekarang kan ada pembangunan enam proyek besar ini. Be innovative-lah," kata dia.

Jakarta memang padat, jadi wajar kalau sebagian orang menertawakan instruksi / perintah Sandi untuk mencari rute alternatif, sampai-sampai netizen membuat meme dengan gambar Bus terbang, yang maknanya rute jalur udara. (Ada-ada saja)

Berikutnya tentang banjir, lagi dan lagi, gubernur - wagub baru DKI Jakarta menuai kritik dan bully dari sebagian warga, seperti penyebab banjir oleh kebun teh.

"Yang paling penting air menyerap dulu di hulu. Kalau air tersalurkan ke sungai, ya dia akan banjir di Jakarta. Karena dulu ketika masih hutan, penyerapan air tinggi. Dan ketika sekarang menjadi kebun teh, air cepat sekali mengalir," keluh Anies.

Apa yang diucapkan Anies, banyak dibandingkan dengan apa yang dilakukan Ahok, seperti untuk melihat penyebab banjir, Ahok blusukan ke gang-gang sempit, melihat-lihat selokan, sungai-sungai kecil, tumpukan sampah dikali, dst, hingga mengeluarkan solusi konkrit.

Seperti normalisasi sungai, Menurut Ahok, berkat normalisasi sungai selama masa pemerintahannya, titik banjir di Jakarta menyusut secara signifikan. Pada 2012 terdapat 2.200 lokasi banjir dan pada 2016 jumlahnya tinggal 80 lokasi. "Matematika sederhana. Kalau untuk (hitungan) bencana dari dua ribu berkurang ke 80, itu berarti berhasil," ujar Ahok.

Ahok pernah mengatakan, siapapun yang nanti menjadi gubernur DKI harus melakukan normalisasi sungai jika ingin mengatasi banjir. (Tempo)

Mengerikan memang, belum genap satu bulan, janji-janji Gubernur-Wagub baru DKI langsung menjadi sorotan utama, ironisnya menjawab janji-janji tersebut malah ditawain warga, bahkan sampai banyak meme yang beredar di medsos yang bermakna "satu-persatu janji berguguran"

Para simpatisan Anies-Sandi melawan dengan menyebut "gagal move on". Sebetulnya para pendukung Basuki, mengharapkan bahwa janji kampanye terpenuhi dan dijawab dengan konkrit. Jadi saya pikir wajar bukan gagal move on.

Akhir kata dari tulisan yang carut marut ini dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya, jika tahu bahwa "mereka" tidak mampu bekerja, ya sudah tidak usah ditagih janjinya, sing penting seiman.

Akan tetapi sebagai warga, wajar saja jika mengharapkan pemimpin yang bukan tukang obral janji. Akh jadi kangen Basuki. Kalau kalian sebut "mereka" tidak mampu bekerja, kenapa harus menagih janjinya. Sing penting seiman. Biarin aja, LOL. Lagian kan baru menjabat, ya tunggu aja kedepannya bagaimana, terealisasikan atau hanya celoteh.

Ada-ada aja netizen, dari meme rute bus jalur terbang sampai dengan banjir karena kebun teh. Akhhhh rindu Basuki yang blusukan sampai ke tong sampah dan sungai-sungai kecil, hingga menemukan solusi konkrit seperti normalisasi sungai, kalau tidak ada si SARA bin Perihbumi bisa kelar tuh program Basuki alias tuntas. Kalau meme rute terbang itu, aku sulit membayangkannya karena aku tidak berteman dengan Doraemon.

Duhhhh sepertinya berguguran, kalau gugur bunga masih mending karena akan dijawab oleh musim semi bukan persekusi.

http://www.laskar4d.com/registration

http://www.laskar4d.com/registration

Hari ini hari Sumpah Pemuda, harinya kaum muda Indonesia yang berjanji untuk bertanah air satu tanah air Indonesia, berbangsa yang satu Bangsa Indonesia, menjunjung tinggi berbahasa persatuan Bahasa Indonesia. Yah… Indonesia bukan Islam saja, Katolik saja, Kristen saja, Hindu saja, Budha saja, dan Konghucu saja. Juga bukan Jawa saja, Batak saja, Dayak saja, Minang saja, dan lain sebagainya etnis di Indonesia ini. Indonesia itu satu, se-berbeda apa pun agamanya, dan se-beragam apa pun etnisnya.

Nah saya mau mengingatkan itu kembali kepada seorang sengkuni dari zaman old, Amien Rais, yang beberapa hari yang lalu mengeluarkan pernyataan-pernyataan kontroversial ketika berorasi menolak perppu ormas no. 2 Tahun 2017. Ada dua hal yang sangat provokatif menurut saya.

Perppu No. 2 Tahun 2017 untuk melenyapkan kekuatan Islam

Menurut sengkuni zaman old ini:

"Perppu Nomor 2 Tahun 2017 jelas sebagai pisau politik untuk melenyapkan kekuatan Islam satu demi satu. Yang ditusuk dengan pisau itu HTI. Saya imbau kepada ulama pemimpin tokoh Islam yang keblinger, mereka harus sadar.”

Sebagai non-Islam, pernyataan ini cukup berbahaya dan penuh tanda tanya. Pertama, melenyapkan kekuatan Islam yang mana? Setahu saya, Jokowi selalu mengunjungi pesantren dan bertemu dengan ulama pada setiap kunjungannya ke daerah. Bahkan Jokowi menjadikan Din Syamsudin sebagai orang nomor satu untuk menangani masalah perbedaan agama dan peradaban.

Kalau sengkuni zaman old ini mau jujur, seharusnya dia mengapresiasi Jokowi yang semakin hari semakin memperhatikan pesantren-pesantren sebagai pusat pendidikan kaum muda Islam. Sangat memperhatikan mereka.

Kedua, apa hubungan pembubaran HTI dengan kekuatan Islam? HTI memang bagian dari Islam dan mengaku Islam. Tetapi HTI bukan representasi kekuatan Islam di Indonesia. HTI adalah organisasi politik dari luar Indonesia yang dibawa ke Indonesia untuk merusak bangsa ini dengan membawa ideologi khilafah. Jadi HTI bukan ormas dakwah, melainkan organisasi politik Hizbut Tahrir yang berada di Indonesia.

Apalagi dari sekian ribu ormas Islam, hanya HTI saja yang dibubarkan pemerintah karena memang sejauh ini hanya HTI yang secara lantang menolak ideologi Pancasila dan ingin menggantinya dengan ideologi khilafah. Apakah akan terjadi hal yang sama pada ormas Islam lainnya? Tidak akan terjadi sejauh ormas itu tidak bertentangan dengan Pancasila dan tidak mengancam keutuhan bangsa.

Sebenarnya Perppu No. 2 Tahun 2017 sudah sangat jelas. Ormas apa pun, bukan hanya ormas Islam, melainkan ormas apa pun, yang bertentangan dengan Pancasila, bertindak sewenang-wenang, serta mengancam kesatuan dan persatuan bangsa, harus dibubarkan. Jadi tidak ada bahaya terhadap organisasi lainnya. Bahwa pemerintah harus mengambil tindakan tegas terhadap pihak-pihak yang mengancam keutuhan NKRI, sudah menjadi kewajibannya. Tindakan pemerintah itu adalah amanat UUD 1945.

Oh iyah…. Islamophobia lahir karena apa? Karena teroris di Indonesia ini terjadi dilakukan oleh teroris mengatasnamakan Islam. Karena segelintir ormas Islam yang merasa berhak melakukan apa saja kalau tidak sesuai kemauan mereka. Karena ideologi HTI yang menolak Pancasila. Jadi bukan karena pemerintah, masyarakat dan non-Islam yang memframing, melainkan akibat tindakan oknum-oknum yang merasa pemilik surga.

Menyinggung soal kafir yang di sisi Jokowi

Menurut, Amien Rais, sengkuni zaman now:

"Ingat kalau Allah sudah menginginkan makar maka tokoh-tokoh kafir di sisi Jokowi tidak akan ada artinya.”

Sebenarnya ini sangat mengecewakan, kenapa bisa orang berpendidikan, politisi, mantan ketua partai, dan pengalaman berharga lainnya, berpikiran seperti ini. Harusnya Amien Rais jauh lebih bijaksana dari ini. Tetapi ah….sudahlah…

Ada beberapa hal tersirat dalam pernyataan Amien Rais. Pertama, tokoh kafir di sisi Jokowi. Siapa sih yang dimaksud sengkuni ini? Memang ada beberapa orang kristiani yang menjadi anggota kabinet kerja, tetapi apakah itu artinya apakah mereka dikenal sebagai pegiat anti-Islam? Dari antara mereka, tidak ada satu pun yang menunjukkan indikasi ke sana. Bahwa mereka dipilih dari antara sekian banyak profesional adalah demi kemajuan bangsa. Mereka dipilih berdasarkan kemampuan bukan agamanya.

Kedua, perppu hasil pemikiran kafir di sisi Jokowi. Jadi benar bahwa ada orang kafir, versi sengkuni, di sisi Jokowi. Tetapi tidak ada kaitannya dengan perppu ormas. Kalaupun, misalnya, perppu hasil bisikan mereka, masih ada DPR sebagai lembaga pengesahan perppu menjadi undang-undang. Saya tidak mau berspekulasi soal ini, tapi yang jelas sangat tidak masuk akal bila perppu ormas dibuat hanya karena sentimen agama. Sangat memalukan.

Ketiga, Jokowi disetir kafir. Ini lebih aneh lagi. Bahkan Megawati dan JK tidak bisa menyetir Jokowi, apalagi bawahannya. Ini logika paling goblok yang perah saya dengan dari kalangan politisi. Kalau kaum datarian dan cabuler berpendapat seperti ini, masih bisa dimaklumi. Tetapi kalau Amien Rais yang berbicara seperti ini, sangat memalukan generasi zaman old.

Keempat, konfirmasi bahwa ada keinginan makar. Amien Rais bersembunyi di belakang nama Allah. Dia menyebut kalau Allah menginginkan makar, bla bla bla bla, padahal dia sendiri yang menginginkan makar, melengserkan Jokowi sebagaimana dulu ia melengserkan Shoeharto dan Gusdur. Dia tidak tahu bahwa zaman sudah berubah dan keadaan negara sudah tidak seperti yang dia bayangkan.

Amien Rais eksis di bumi datar

Kalau masih ada kaula muda zaman now yang mau mendengarkan pernyataan Amien Rais yang seperti ini apalagi mengikutinya, bisa dipastikan mereka pasti penghuni bumi datar dan pengikut kaum cabuler. Apalagi kalau diajak berdebat langsung mencaci maki dan marah-marah, mereka ini adalah pentol-korekers. Hahahaha…..

Pesan saya untuk Amien Rais. Saya bukan siapa-siapa. Saya hanya ingin Indonesia ini lebih baik, itu saja. Untuk menjadi lebih baik, pernyataan-pernyataan Amien Rais ini sangat tidak pantas karena kontraproduktif dan berpotensi memecah belah bangsa ini. Sebaiknya Amien Rais mempersiapkan masa tua yang tenang. Mengajak generasi zaman now mencintai bangsa ini dan siap membela negara dengan kemampuan-kemampuan mereka masing-masing. Atau kalau tidak bisa mengajak, jalan terakhir diam saja. Semoga semakin tua semakin bijaksana, ya Pak Amien.

Salam dari rakyat jelata

http://www.laskar4d.com/registration


Fenomena unik terjadi di Italia. Seorang wanita berusia 101 tahun berhasil melahirkan seorang bayi. Uniknya lagi, bayi ini adalah anaknya yang ke-17. Bagaimana mungkin seorang nenek dengan usia sangat tua mampu hamil dan melahirkan?

Dalam keadaan normal, peluang seorang wanita untuk hamil akan berkurang drastis setelah menginjak usia 40 tahun. Hal ini terjadi karena setelah usia tersebut, ovarium (indung telur) tak lagi rutin menghasilkan sel telur setiap bulannya.

Anatolia Vertadella, demikian nama nenek berusia 101 tahun itu, sebenarnya sudah tak memiliki kesempatan untuk hamil dan punya anak. Pasalnya, ia sempat mengalami kanker ovarium saat berusia 48 tahun. Untuk bisa mencapai keinginannya memiliki anak, ia melakukan transplantasi indung telur.

Di beberapa negara seperti Turki dan India, operasi transplantasi indung telur sudah bukan hal yang asing lagi. Transplantasi ini sering dilakukan pada penderita kanker organ reproduksi yang masih ingin punya anak, serta orang yang ingin mengubah jenis kelaminnya.

Pada kasus Anatolia, selain transplantasi indung telur, ia juga mencari donor sperma agar bisa hamil karena suaminya telah meninggal dunia hampir 20 tahun silam. Sang pendonor adalah seorang pria Katolik berusia 26 tahun.

Dari perjuangannya inilah, lahir seorang bayi laki-laki dengan berat badan 4 kg, bernama Francesco. Ia lahir dalam kondisi yang sangat sehat.

Dengan demikian, saat ini Anatolia menjadi ibu tertua yang melahirkan bayi karena bersalin pada usia 101 tahun. Rekor sebelumnya dimiliki oleh Malegwale Ramokgopa, seorang ibu asal Afrika Selatan, yang melahirkan anak pada usia 92 tahun.


Sudah lewat seminggu pelantikan Anies-Sandi menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Tetapi apa yang dapat kita lihat dan kita rasakan dari mereka berdua? Hari pertama ketika dilantik menjadi Gubernur, Anies Baswedan telah membuat heboh jagat raya. Istilah pribumi kembali dikumandangkan, padahal itu tersebut sudah dilarang oleh Habibie melalui Inpres ketika menjadi Presiden.

Kemudian Sandiaga Uno yang tidak patuh pada terhadap pakaian dinas harian yang diwajibkan sesuai dengan Pergub No.23 Tahun 2016 tentang Pakaian Dinas. Sandiaga Uno dengan santai ngantor menggunakan running shoes, tidak menggunakan ikat pinggang. Dan kemudian Sandiaga meminta diskresi kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan agar tetap dapat menggunakan running shoes ketika ngantor. Bahkan Sandiaga Uno mengklaim bahwa dia telah mendapatkan diskresi tersebut langsung dari Anies Baswedan.

Cerita yang tidak mengenakkan lainnya adalah ketika pegawai Pemprov DKI Jakarta mengadakan acara di Puncak, Jawa Barat. Bahkan saat itu, polisi sempat heran ketika rombongan Anies Baswedan menerobos arus one way Puncak. Seakan-akan Anies tidak mengindahkan instruksi dari polisi. Arogansi dari Anies Baswedan ini mendapat kecaman dari netizen. Karena sudah tahu bahwa setiap akhir pekan arus ke puncak pasti macet, kenapa tidak berkoordinasi dengan pihak kepolisian.

Jika kemudian Dishub DKI Jakarta membantah tidak berkoordinasi mengenai rombongan Gubernur Anies Baswedan yang akan mengadakan acara di Puncak, tetapi hal tersebut sudah terlambat. Karena kesan negatif terhadap Gubernur Anies yang arogan keburu mencuat di media sosial.

Sehari-hari hanya berkutat pada kesalahan-kesalahan yang tidak perlu, membuat orang banyak pesimis Anies dapat menyelesaikan permasalahan yang ada di Jakarta ini. Anies dianggap hanya bisa beretorika saja tetapi tidak dapat menyelesaikan permasalahan. Dan akan terus ngeles kesana-kemari. Hal-hal yang tidak perlu pun sering terjadi antara Anies dan Sandi. Bahkan kemarin, Anies sempat menggunakan sepatu pantofel warna coklat yang tidak sesuai dengan pakaian dinas harian Pemprov DKI Jakarta.

Jika ini terus-terusan terjadi, tentu masyarakat akan menilai bahwa Gubernur Anies tidak akan kompeten mengatasi masalah Jakarta yang begitu kompleks. Bukan saja masalah banjir yang akan segera menghadang, karena saat-saat ini sudah memasuki musim hujan. Tentu saja daerah-daerah langganan banjir akan kembali menjadi sorotan publik. Apakah daerah-daerah tersebut akan kembali digenangi banjir seperti tahun-tahun lalu. Ataukah Anies sudah mengantisipasi hal tersebut.

Persoalan-persoalan macet yang tetap menghantui warga Jakarta, apakah akan ada solusinya di jaman pemerintahan Anies Baswedan? Ini juga menjadi PR yang cukup menyita perhatian Anies Baswedan. Untuk hal ini, Anies memang sudah mengantisipasinya. Anies telah mendatangi titik-titik yang menyebabkan kemacetan. Proyek-proyek infrastruktur yang menjadi biang kemacetan diinstruksinya untuk segera diselesaikan secepatnya. Hal yang lain yang patut kita apresiasi dari Gubernur Anies adalah, Anies tetap menerima pengaduan warga Jakarta seperti yang Ahok lakukan setiap hari. Walau pun Anies sempat mewacanakan tidak akan menerima aduan warga seperti yang dilakukan Ahok, karena menurut Anies hal tersebut seharusnya tidak terjadi jika pemimpin Jakarta dapat menyelesaikan masalah sebelum ada aduan warga.

Apakah Anies dapat menyelesaikan permasalahan warga Jakarta tanpa ada aduan? Apakah Anies akan dapat melihat permasalahan warga satu demi satu? Sedangkan warga yang mengadu ke Balaikota tidak semuanya bersifat umum. Bahkan ada warga yang mengadu ke Balaikota hanya karena masalah pribadi yang mereka sendiri tidak dapat menyelesaikannya. Seperti warga yang menderita penyakit kronis tetapi tidak ada biaya untuk berobat, mereka datang mengadu ke Balaikota siapa tahu mendapatkan dana bantuan yang dapat dipergunakan untuk menjalani pengobatan penyakitnya.

Ada juga warga yang mengadu karena tanahnya diserobot oleh orang lain. Dan tentu saja hal demikian tidak akan bisa diselesaikan tanpa adanya pengaduan dari warga. Jadi, waktu yang diberikan Anies untuk mendengar dan menindaklanjuti aduan warga tentu sangat dibutuhkan. Karena dari aduan warga lah Anies dapat mengetahui kompleksitas permasalahan yang ada di Jakarta ini.

Tentu yang kita harapkan adalah Anies tidak hanya mendengar pengaduan warga kepada dirinya tanpa turut serta menyelesaikan masalah tersebut. Karena warga mengadu ke Balaikota mempunyai satu harapan agar permasalahan dirinya dapat segera diselesaikan. Dan akan percuma saja jika aduan tersebut hanya didengarkan saja tanpa ada tindak lanjutnya. Karena itu bukan yang diharapkan oleh warga.

Jika Anies hanya bisa beretorika pada saat ada pengaduan warga, maka lama-lama warga juga akan kembali kecewa, karena aduan mereka hanya didengar saja tanpa ada kelanjutannya. Dan kita akan melihat apakah semakin hari warga akan banyak mengadu atau kah akan semakin sedikit. Karena dari sana kita akan dapat mengukur kepuasan dari warga Jakarta.

Kalau semakin sedikit yang mengadu, berarti mereka kecewa karena aduan mereka tidak pernah ditindaklanjuti. Begitu juga sebaliknya. Kalau semakin banyak yang mengadu, maka berarti warga puas karena aduan mereka diperhatikan sehingga mereka cerita dari mulut ke mulut dan kemudian akan mendapatkan antusiasme warga untuk mengadu ke Balaikota.

Saya kira demikian dulu, mudah-mudahan Anies tidak mengecewakan warga Jakarta.

http://www.laskar4d.com

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.