Di tengah optimisme tinggi Milanisti pada talenta emas Andre Silva, terselip pula keraguan padanya untuk penuhi ekspektasi.
AC Milan yang begitu terengginas di bursa musim panas ini, membuat khalayak sepakbola kembali takjub setelah resmi mendatangkan penggawa anyar keempatnya untuk musim depan, pada Senin (12/6).
Adalah bomber belia sarat potensi, Andre Silva, yang diboyong dari FC Porto lewat mahar €38 juta. Prosesnya terbilang cepat karena para paparazzi sepakbola baru mencium rumornya sepekan, sebelum kesepakatan transfer terjadi.
Secepat pergerakan Milan untuk memastikan bergabungnya Mateo Musacchio, Franck Kessie, dan Ricardo Rodriguez, dalam jangka waktu tiga pekan saja jelang kedatangan Silva.
Sungguh berkebalikan dengan proses pindah tangan kepemilikan dari Silvio Berlusconi ke Rossoneri Sport Investment Luxembourg yang dikepalai Li Yonghong. Sesuatu yang membuat mata Milan kembali berbinar ketika memasuki pasar bursa pemain, layaknya dahulu.
Kedatangan Silva dipandang jadi kepingan puzzle besar dalam upaya Milan mengembalikan kejayaannya.
Hal itu tak lepas dari keberhasilan I Rosonerri membujuk Gianluigi Donnarumma untuk perbarui kontrak guna jadi legenda di bawah mistar, mengontrak Musacchio dan Rodriguez untuk perkukuh benteng pertahanan, menghadirkan Kessie guna jaga keseimbangan lini tengah, dan Silva yang diharapkan jadi predator ganas lini depan.
Membandingkan usianya yang masih 21 tahun dengan statistiknya baik di level klub maupun Timnas, Milan rasa-rasanya sudah melakukan pembelian yang tepat. Musim lalu Silva sanggup mencetak 21 gol di semua ajang bersama Porto. Sementara di Timnas Portugal, secara luar biasa dia sudah mengoleksi tujuh gol dari delapan caps.
Statistik kesuburan tersebut tentu saja jauh di atas dua bomber utama Milan musim lalu, yakni Carlos Bacca dan Gianluca Lapadula. Kombinasi gol keduanya musim lalu bahkan hanya unggul satu gol dari torehan Silva.
Menilik gaya bermain, sebagai ujung tombak, Silva bukanlah pemain yang eksplosif. Berdasar mula kariernya sebagai playmaker, dirinya merupakan striker penuh skill, disertai mobilitas yang tinggi. Tak jauh beda dengan penyerang tengah flamboyan Portugal, Pedro Pauleta.
"Andre Silva memiliki talenta yang luar biasa. Saya pikir dia bisa jadi penerus saja di Timnas Portugal," begitu deskripsi pemain terbaik dunia empat kali, Cristiano Ronaldo, terhadap kualitas Silva.
Namun apakah Silva benar-benar jadi kebutuhan Milan di sektor depan? Jika diintip dari rumor yang beredar tatkala Il Diavlolo Rosso gencar dikaitkan dengan nama-nama seperti Alvaro Morata, Diego Costa, Zlatan Ibrahimovic, hingga Andrea Belotti, Silva jelas kalah populer.
Keempat nama yang disebutkan di atas juga jauh lebih berpengalaman sehingga sanggup hadirkan garansi awal, ketimbang Silva. Selain itu jika Milan benar-benar menginginkan Silva, kenapa mereka masih ngotot mendatangkan Nikola Kalinic dari Fiorentina?
La Gazzetta dello Sport mensinyalir Silva sejatinya bukanlah transfer yang diidamkan pelatih Milan, Vincenzo Montella. Sosok berusia 42 tahun tersebut bahkan diyakini tak pernah menyebut nama Silva kepada juru transfer Milan, Marco Fassone.
Dalam skemanya mengandalkan formasi 4-3-3, Montella lebih suka menggunakan penyerang oportunis atau sekalian menerapkan taktik false nine. Dalam kasus ini Silva dinilai tak cocok, selain karena tipenya yang bukan bomber oportunis, dia juga selalu bermain dengan dua striker kala membela Porto.
Karenanya L'Aeroplanino akan lebih bahagia jika Fassone menempati janji awalnya, dengan mendatangkan Morata, Belotti, Diego Costa, atau buruan terkininya, Kalinic.
Isu lebih jauh berkembang bahwa Milan masuk dalam perangkap agen super yang menangani Silva, yakni Jorge Mendes. Itu berkaitan dengan banderol besar yang harus mereka keluarkan guna wujudkan transfer ini.
Dilansir laman transfermakt, harga pasaran Silva sejatinya masih berkisar di angka €16 juta atau €22 juta lebih murah dari biaya yang telah dikeluarkan Milan. Namun Mendes dengan pengaruh bisnisnya membuat Porto memasang buy out cluse sebesar €40 juta. Milan yang sudah tergoda mau tak mau hanya bisa menawar sedikit di bawah dari angka tersebut.
Pertanyaan pun mengemuka, apakah Silva memang benar pilihan tepat untuk menyongsong masa depan Milan yang lebih baik? Jawaban paling bijak, Silva mungkin takkan berikan impresi spektakuler di musim perdananya esok.
Namun di usianya yang masih 21 tahun dan kontrak yang mengikatnya hingga lima tahun ke depan, Silva memiliki banyak ruang untuk membuktikan diri di salah satu klub dengan sejarah terbaik dunia. Ya, Milanisiti patut optimistis terhadap talentanya.
Posting Komentar
Posting Komentar