Ahok Dipercaya Administrasi oleh Kepala Rutan Mako Brimob, Yusuf Modern!
Ahok, seorang terdakwa yang divonis bersalah oleh hakim yang (katanya) mulia, harus mendekam selama dua tahun di Rutan Mako Brimob Depok. Banyak orang yang bersedih karena vonis hakim yang dua kali lebih panjang dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum. JPU menuntut Ahok selama 1 tahun dan vonis yang diberikan adalah 2 tahun.
Rasanya untuk tidak kecewa, merupakan suatu keadaan yang hampir mustahil. Siapa yang tidak kecewa jika ternyata kebaikannya selama ini kepada warga Jakarta dan setiap kontribusi yang diberikan olehnya, harus dibayar dengan waktu dua tahun di penjara? Siapa yang tidak kecewa dengan hal ini?
Tak dapat dibayangkan bagaimana Ahok bisa bertahan dan tetap ceria di sana? Tentu kita berpikir bahwa hidup Ahok di Rutan Mako Brimob adalah hidup yang dijalankan dengan monoton, membosankan, dan tidak berwarna.
Namun siapa sangka Ahok bisa menjadi orang kepercayaan di Mako Brimob? Ternyata apa yang saya pikirkan mengenai kebosanan Ahok di Mako Brimob salah! Banyak penduduk bumi datar yang mengembuskan isu-isu tak jelas kepada Ahok. Ada yang mengatakan Ahok bebas, ada yang mengatakan Ahok sebenarnya tidak dipenjara. Namun isu-isu tersebut dimentahkan dengan kegiatan Ahok yang diceritakan oleh pengacaranya.
Teguh Samudra, salah satu pengacara Ahok mengatakan bahwa Ahok tidak diperlakukan secara khusus di Rutan Mako Brimob. Ia menjalankan tugas-tugas sebagai warga binaan yang ditahan di Lapas. Ia melakukan apapun yang diminta dikerjakan. Entah apakah ada pihak lapas yang memang sungkan pada Ahok, atau bahkan ada yang justru ‘iseng’ kepada Ahok, saya tidak mempermasalahkan itu.
“Kerja di luar misalnya, apakah, bisa saja nih, saya kan juga enggak dikasih tahu info itu ya. Kalau disuruh nyangkul ya nyangkul, macam-macam lah, pokoknya kerja lapangan, ya kerja lapangan,” ujar Teguh kepada Kompas.com, Rabu (9/8/2017).
Satu hal yang membuat saya tertarik, selain pekerjaan lapangan, Ahok pun mengerjakan tugas-tugas administrasi di dalam rumah tahanan Mako Brimob. Ahok juga belajar untuk tidak berkomentar selama ia ditahan. Pengacara Ahok juga mengatakan bahwa ia belajar untuk menahan diri dan banyak olahraga.
“Belajar untuk bisa menahan diri, sedikit bicara banyak mendengar. Rutinitasnya ya seperti biasa, olahraga, menulis pengalaman pribadi, menulis benak batinnya,” ujar Teguh.
Jika seseorang terpidana bisa dipercaya oleh penjaga Rutan, tentu ia bukan orang sembarangan. Di dalam Alkitab pun juga ada tokoh yang seperti itu. Namanya Yusuf. Yusuf merupakan anak ke-11 dari seorang bernama Yakub yang merupakan cikal bakal lahirnya Israel. Ia tidak disukai oleh saudara-saudaranya, dan ia dijual ke Mesir untuk menjadi budak dari seorang penting di Mesir bernama Potifar.
Setelah polemik fitnah yang dilakukan oleh Nyonya Potifar kepada Yusuf yang gagal menerima godaan perempuan, Yusuf pun dibuang ke penjara, karena dituduh melakukan penodaan perempuan, yang menurut saya lebih parah dari penodaan agama.
Singkat cerita, ia berada di penjara. Namun lucunya, Tuhan menyertai Yusuf di penjara dan menjadikan Yusuf dipercaya oleh kepala penjara. Bahkan kepala penjara memercayakan semua tahanan dalam penjara itu kepada Yusuf, sang terpidana, dan segala pekerjaan di penjara, Yusuf dipercaya untuk mengurusnya. Dan kepala penjara tidak mencampuri apa yang dipercayakan kepada Yusuf.
Tentu bukanlah suatu hal yang berlebihan jika kita boleh melihat dan mengaitkan peristiwa Ahok yang terulang di dalam kisah Yusuf pada hari ini di Indonesia. Ada satu orang di rutan Mako Brimob, yang rasanya dipercaya untuk melakukan segala administrasi yang ada.
Mungkin Ahok di sana dipercaya untuk memegang berbagai tugas administrasi, karena ia menunjukkan itikad baik dan tidak ada keinginan untuk berbuat jahat. Indonesia memang benar-benar sedang krisis kepemimpinan. Tidak banyak pejabat negara yang dapat kita contoh.
Jika ingin disebutkan, selain Jokowi dan menterinya, seluruh jari kita pun terlalu banyak untuk menghitung berapa banyak birokrat yang masih jujur. Sebenarnya kelangkaan semacam ini merupakan efek dari ketertiduran mereka terhadap tanggung jawab sebagai pelaksana amanat rakyat.
Ahok yang masih ada di penjara, ternyata tetap dapat bersuara melalui dinding-dinding Mako Brimob, menandakan bahwa cahaya purnama tidak terbatas oleh sel. Akankah kisah Yusuf berlanjut di Ahok, dan membut Ahok menjadi perdana menteri? Wah rasanya hanya Tuhan yang tahu, karena Ahok pun rasanya tidak berani berspekulasi terlalu banyak.
Posting Komentar
Posting Komentar