Image and video hosting by TinyPic

CATATAN ICC 2017: Fans Indonesia Jadi 'Tuan Rumah' Di Singapura




Fans sepakbola dari Indonesia memperlihatkan totalitas dukungan terhadap tim kesayangan mereka yang tampil di ICC 2017, Singapura.

Gelaran International Champions Cup 2017 di Singapura sudah berakhir dengan Inter Milan keluar sebagai raja turnamen setelah mengalahkan Chelsea dengan skor 2-1 di National Stadium Singapura, Sabtu (29/7) malam WIB.

Di balik kesuksesan tim dari Italia itu, beragam sanjungan dilayangkan pada panitia penyelenggara turnamen hingga membuat pelatih I Nerazzurri Luciano Spalletti terkesan bahkan mengucapkan selamat secara langsung atas kesuksesan panitia menangani acara dan dia juga mengaku begitu terkesan terhadap negara Singapura.

"Saya ingin mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang memastikan turnamen berlangsung dengan baik. Ini kali pertama saya datang ke SIngapura dan negeri ini sangat indah dan bersih," ujarnya saat konferensi pers.

Ungkapan tersebut memang bukan omong-kosong belaka. Seiring keberhasilan La Beneamata, kinerja panitia penyelenggara menjamu para tim dan suporter memang sudah selayaknya diapresiasi dengan acungan dua jempol.

Meski demikian bukan Inter dan panitia penyelenggara saja yang tersenyum lebar tetapi fans sepakbola Indonesia sukses besar memeriahkan turnamen, kondisi ini tercipta tidak hanya di tribun stadion tetapi juga di area fans (fanzone) yang memang secara khusus disediakan.




Di hari terakhir pertandingan seiring dengan jadwal peliputan yang tidak terlalu padat, selepas makan pagi Goal memulai aktivitas menuju ke Bugis Junction, salah satu area yang banyak didatangi pelancong untuk keperluan membeli buah tangan mulai dari t-shirt, tas, jam tangan, sepatu, gantungan kunci dan lain sebagainya dengan harga terjangkau.

Jam masih menunjukkan pukul sepuluh pagi, aktivitas di sana juga belum terlalu ramai namun fans dengan jersey Inter dan Chelsea sambil berbicara bahasa Indonesia sangat sering dijumpai.

Selepasnya dari sana dan sedang menuju stadion, Goal bertemu dengan rombongan suporter Inter Club Indonesia dari Medan, mereka mengaku mengikuti Inter sejak bermain melawan Bayern Munich pada 27 Juli lalu. Berbincang lebih jauh, mereka juga mengikuti acara Diego Milito Party sehari sebelumnya termasuk menyaksikan secara langsung sesi latihan terbuka tim.




Menuju fanzone, fans dengan atribut Inter dan Chelsea sudah banyak beredar meski matahari masih tinggi bersinar terang dan di area inilah para loyalis Il Biscione dan the Blues asal Indonesia memulai petualangan mencuri perhatian.

Fans Chelsea jelas lebih mendominasi, Liga Primer Inggris khususnya the Blues punya banyak penggemar di Singapura namun ketika kali pertama datang, booth khusus untuk penggemar raksasa London ini tidak terlalu meriah meski fans tidak henti berdatangan.

Namun suasana tersebut cepat berubah setelah satu fans kelas berat Chelsea dari Tanah Air mengambil komando di atas panggung dan bersama dua host dari klub memimpin fans membangkitkan semangat dan atmosfer pertandingan.



Booth Chelsea kemudian semakin padat. Di sini fans bernyanyi bersama memuja tim, pemain dan pelatih kesayangan mereka. Kegembiraan di booth Chelsea tersebut berlangsung lama dan sebagai penutup dari aksi loyalis Chelsea dari Indonesia itu, tanpa ragu dia secara terbuka melalui pengeras suara meminta rombongan the Blues untuk beraksi secara langsung di Indonesia pada kesempatan berikutnya.

Di waktu fans Chelsea bersenang-senang, booth Inter di seberang masih dingin, aktivitas di sini datar, tidak jauh dari acara standar foto bersama trofi, bermain fussball hingga adu akurasi tendangan.

Tetapi sekali lagi, ketika fans dari Indonesia beraksi semua berubah. Inter Club Indonesia yang sebelumnya menghimpun kekuatan di area di balik booth Chelsea mulai bergerak, mereka kompak meneriakkan chants dalam bahasa Italia untuk mengagungkan Inter.

Layaknya kelompok suporter di luar negeri, mereka berjalan berkelompok dengan suara lantang mendekat ke booth I Nerazzurri. Bisa ditebak kemudian, pusat pesta fans sepakbola di Singapura ini kemudian bergeser ke area Hitam-Biru dengan sentuhan atmosfer a la ultras.

Suasana di booth Inter semakin menggelegar karena tidak lama berselang Diego Milito datang bergabung. Pahlawan Inter di final Liga Champions itu juga menyempatkan diri untuk berselfie bersama fans dan membubuhkan tanda tangan. Sebelum pada akhirnya fans merapat ke stadion karena waktu pertandingan semakin dekat.

Memasuki stadion, fans Chelsea langsung terlihat mendominasi tribun. Bisa dikatakan lebih dari setengah dari total 32 ribu suporter yang hadir langsung merupakan loyalis the Blues namun kelompok suporter Inter yang datang dari Indonesia dan ditempatkan di tribun utara lebih atraktif, juga bising.

Atmosfer di stadion pada pertandingan ini terasa lain dari sebelum-sebelumnya bahkan hal tersebut diakui juga oleh salah satu jurnalis olahraga di Singapura Sohail Malik.

"Oh wow. Dari semua tribun di stadion pada laga Inter Milan, fans Inter dari Indonesia yang paling bersuara. Mereka memberi dukungan tanpa henti dan saya menaruh respek pada mereka," ujarnya.

"Mereka punya semangat luar biasa, hal seperti itu jarang ditemukan di Singapura."

Memang benar, tanpa harus dilebih-lebihkan, fans dari Indonesia sukses menjadi 'tuan rumah' untuk memberi warna yang lebih kental pada gelaran International Champions Cup edisi perdana di Singapura. Sementara itu, Goal juga harus mengamini komentar fans Chelsea sebelumnya, andai saja tim-tim raksasa Eropa ini hadir di Indonesia, atmosfer di stadion dipastikan lebih gegap gempita.

Bukan begitu kawan?

Label:

Posting Komentar

[blogger]

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.