Artis Pretty Asmara perempuan yang selalu berpenampilan nyentrik ini dicokok aparat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya di lobi Hotel Grand Mercure, Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (16/7) sekitar pukul 01.00 Wib. Saat itu, Pretty diduga tengah melakukan transaksi narkoba dengan rekannya bernama Dani alias HMD.
Tak langsung digelandang ke kantor polisi, kedunya dibawa ke kamar nomor 2138. Di kamar itu polisi menemukan sabu seberat 0,9 gram.
Ketika itu, Pretty mengaku menyuplai narkoba pada AL yang berada di room karaoke hotel tersebut. Langsung saja, aparat berikut Pretty dan Dani menuju room karaoke yang dimaksud.
Di dalam sana, polisi mendapati tujuh perempuan yang berprofesi sebagai artis tengah pesta narkoba. Terkejut didatangi aparat, ketujuh-nya langsung berupaya menyembunyikan barang bukti dengan menutup menggunakan tisu.
Aparat menemukan 1 buah amplop coklat berisi 1 bungkus plastik klip Narkotika jenis shabu berat 1,12 gram, 23 butir ekstasi dan 38 butir happy five.
Kasubdit II Ditnarkoba Polda Metro Jaya, AKBP Doni Alexander mengatakan awalnya polisi menangkap Hamdani yang diketahui sebagai bandar. Hamdani memang sudah menjadi target kepolisian.
"Kebetulan Hamdani seorang bandar yang mana informasi dari masyarakat sering suplai ke PA," terangnya.
Menurut Doni, saat penangkapan Pretty dan kawan-kawan sedang menggelar pesta. "Dia (Pretty) menyediakan, menyiapkan (narkoba) dan membayarkan. Pretty memang negatif urine. Dia (Pretty) yang mengkondisikan Hamdan untuk menyediakan barang tersebut. Dia yang merintah. Atas keterangan Hamdan, Pretty yang memesan," jelasnya.
Kepala BNN Komjen Budi Waseso mengatakan kalangan selebritis menjadi sasaran empuk untuk mengedarkan narkoba jenis apapun. Alasannya secara kehidupan dan finansial kalangan artis sangat mudah ditawarkan barang haram.
"Karena dari lifestyle terpenuhi, dari segi finansial mereka punya juga, karena itu dimanfaatkan jaringan untuk menyebarkannya," kata Budi Waseso.
Waseso pun mengatakan telah menyampaikan bahaya penggunaan narkotika kepada para artis. Termasuk Pretty Asmara yang beberapa waktu lalu diketahui diduga sebagai pengedar di kalangan artis.
Padahal Pretty Asmara merupakan salah satu duta antinarkoba. Namun lanjut Waseso, ternyata Pretty hanya ingin mempelajari BNN demi kepentingan penyelundupan narkotika.
"Nah terbukti dia hanya ingin mempelajari saya. Pak Buwas bohong, tetapi terbukti dia bandarnya dan dia jaringannya," ungkap Waseso.
Selain itu, Waseso mengaku sudah mengantongi daftar nama artis yang terlibat narkotika. BNN pun tinggal bergerak untuk menciduk.
"Saya sudah warning, saya tidak menargetkan siapa pun (mau artis atau pejabat atau masyarakat umum), saya tidak cari popularitas tetapi ini pengamanan untuk negara dan bangsa," kata Waseso.
"Ada (kalangan artis), dan banyak ternyata memang ada yang pakai itu ada yang ditangkap Polda Metro," katanya.
BNN pun berusaha untuk memberantas peredaran narkoba. Terlebih, untuk masalah pencegahan. "Nah itulah kelemahan kita sekarang kan, tadi saya sampaikan kalau dari segi penindakan dan pemberantasan sudah luar biasa. Tetapi untuk pencegahan ini jadi PR bagi kita semua," katanya.
Untuk itu, ia meminta agar masyarakat juga berperan penting untuk mencegahnya. Sebab, tanpa adanya dukungan dari masyarakat petugas pun tak akan sanggup.
"Pencegahan itu tidak hanya dilakukan aparat mutlak harus ada keterlibatan dari masyarakat sendiri, kalau mereka masih butuh, membeli dan mencari, maka permintaan akan selalu ada, tentu suplai akan selalu ada," pungkasnya
Posting Komentar
Posting Komentar