Aqu adalah seorang iibu rumah tangga biiasa usiaku 28 tahun namaqu Delia aqu mempunyaii Swami yg namanya Parjono dan bekerja sbg tukang bangunan yg apabila ada proyek dia bekerja, kalo tak ada proyek Parjono hanya nganggur duduk di rumah saja, usiaku dan Swami sama jadi aqu tak mengandalkan pemasukan darii Swamiku saja
Aqu sudah menyuruh dia untuk bekerja di pabriik tetapi dia tak mau, sudah 4 tahun ini perniikahan kita belom dikaruniia anak, kerana Swamiku juga tak mau bekerja jadi hutang kita disana disini semakin banyak. Sampaii suatu waktu ada seseorang yg datang dirumahku marah marah kerana hutang Swamiku belom juga dilunasiinya.
Pada waktu iitu aqu hanya biisa menemanii Parjono di siisiinya menghadapii kata-kata kasar orang yg dihutangii oleh Parjono. Aqu sendirii meliihat gelagat yg aneh darii orang iitu. Sembari marah-marah matanya seriingkalii tertangkap olehku sedang meliiriik ke arah badanku.
Aqu sendirii memang mempunyaii badan yg cukup bagus menurutku. Tiinggii 170cm (termasuk tiinggii untuk wanita lokal), berat 60kg, kulit sawo matang, dgn ukuran dada 36. Kehiidupan seks kita tidaklah bermasalah meskipun tak biisa dibiilang iistiimewa. Parjono selalu dapat memuaskanku meskipun dia adalah seorang yg konservatiif yg selalu bermaiin dgn gaya yg iitu-iitu saja.
Beberapa harii sesudah rumah kita didatangii oleh orang yg menagiih hutang, aqu meliihat orang tersebut di jalan sewaktu aqu mau pergii ke rumah saudaraqu. Tadinya aqu akan memiinjam uang darii saudaraqu untuk menutupii hutang Parjono pada orang tersebut, tetapi ditengah jalan aqu mempunyaii piikiiran laiin. Aqu iikutii orang tersebut untuk mengetahuii dimana rumahnya.
Tadinya niiatku hanya untuk mengetahuii saja, tetapi akhiirnya aqu mempunyaii niiat laiin. Aqu putuskan untuk menggadaiikan badanku untuk melunasii hutang-hutang Swamiku kepada orang iitu. Sesudah aqu mantap dgn niiatku, beberapa harii kemudian aqu memberaniikan dirii untuk mendatangii rumah orang tersebut.
Rumah orang iitu memang sangat besar dan mewah. Sesudah berhasiil mengatasii rasa gugupku akhiirnya kuberaniikan dirii untuk memencet bel. Tak lama kemudian seorang laki laki kurus yg kupiikiir adalah pesuruh di rumah iitu keluar.
“Nyarii siiapa bu?”
“Hmm. Bapaknya ada?” tanyaqu pada laki laki tersebut.
“IIbu siiapa? Biiar saya sampaiikan ke Bapak.”
“Biilang aja darii Isterinya pak Parjono.” Akhiirnya pesuruh iitu masuk ke dalam rumah dan tak lama berselang dia keluar lagii untuk membukakan pagar.
“Tunggu aja di ruang tamu bu.” Katanya padaqu.
Langsung saja aqu menuju ke arah yg ditunjuknya. Sebuah piintu darii kayu jatii dgn ukiiran yg sangat cantiik. Belom juga aqu sampaii ke depan piintu, piintu tersebut sudah dibuka darii dalam. Rupanya yg membukakan piintunya adalah orang yg kucarii.
Orang dgn perawakan kurang lebiih 180cm dan kuperkiirakan beratnya 75kg. Aqu pikir usianya sekiitar 50 tahun. Berkulit hiitam dan terliihat masiih segar. Kesan angker yg ditunjukkannya pada waktu menagiih hutang tak ada sama sekalii pada waktu aqu datang.
Justru aqu menangkap kesan ramah dan sopan darii dia. Dia langsung menjabat tanganku sembari menyebut namanya.
“Hartono. Marii masuk bu…”
“Delia” Jawabku langsung sewaktu meliihat dia kebiingungan.
“Oh iiya. Bu Delia siilahkan masuk” Aqu langsung masuk menuju ruang tamu. Dan Pak Hartono langsung memersiilakan aqu untuk duduk.
“Mau miinum apa bu Delia?”
“Ah gak usah repot-repot pak” jawabku dgn gaya basa-basii bangsa tiimur.
Akhiirnya Pak Hartono menyuruh pembantunya untuk membuatkan siirup. Sembari menunggu miinuman datang pak Hartono memulaii pembiicaraan, sekaliigus untuk mencaiirkan suasana yg kaqu. Seolah-olah dia tahu kalo aqu gugup dan grogii bertemu dgnnya.
Kuaquii dia adalah sosok yg biisa membuat pembiicaraan menjadi santaii. Ditambah lagii mungkiin dgn wawasan yg cukup luas sehiingga dia sepertiinya tak pernah kehabiisan bahan pembiicaraan layaknya penyiiar radio yg selalu ngoceh sepanjang jam siiaran. Semakiin jauh kita berbiicara justru aqu semakiin kehiilangan rasa gugupku yg tadi menghiinggapii.
Obrolan kita sempat terhentii kerana pembantu pak Hartono datang membawakan miinuman pesananan majiikannya.
“Siilahkan dimiinum bu Delia”
“Oh iiya pak. Teriima kasiih.” Tak lama langsung saja kuteguk miinuman yg disuguhkan.
“Kok sepii ya pak? Isteri bapak lagii keluar?” Tanyaqu unuk memulaii obrolan kembalii.
“Isteri saya sudah lama meniinggal.”
“Oh maaf pak, saya gak tahu”
“Oh gak apa-apa. Oh iiya bu Delia sudah berapa lama meniikah dgn pak Parjono?”
“Empat tahun pak. Tetapi ya giitu deh pak. Mas Parjono gak pernah punya kerjaan tetap. Jadi makiin lama makiin numpuk aja hutangnya. Ditambah lagii sampaii sekarang kita belom juga punya anak” kataqu sekaliian curhat sedikiit ke pak Hartono.
Sesudah disiinggung soal hutang, pak Hartono akhiirnya menanyakan periihal hutang Swamiku. Dan dia juga berceriita bahwa sebenarnya Swamiku tak hanya berhutang kepadanya tetapi juga ke kawan-kawan pak Hartono.
Jujur saja aqu terkejut, kerana selama ini Swamiku tak pernah berkata jujur periihal hutangnya. Rupanya pak Hartono sudah menyiimpan rencana sendirii yg kurang lebiih miiriip dgn rencanaqu.
Dan akhiirnya rencana iitu disampaiikan kepadaqu, bahwa hutang Swamiku biisa lunas dgn catatan aqu mau diajak berciinta dgnnya.
Pengurangan hutang Swamiku satu juta setiiap aqu melayaniinya. Dan iitu berlaqu juga untuk hutang Swamiku dgn kawan-kawannya yg ternyata ada dua orang lagii. Dan ternyata Swamiku berhutang sepuluh juta ke setiiap orangnya. Ini berartii aqu harus berciinta tiiga puluh kalii, esexeseks.com dgn setiiap orangnya aqu layanii sepuluh kalii.
Aqu sempat berpiikiir juga meliihat keadaan yg sepertii iitu, tetapi demii melunasii hutang Swamiku akhiirnya aqu sanggupii permiintaannya. Akhiirnya aqu disuruh kembalii lagii keesokan hariinya, kerana harii iitu Pak Hartono sudah mempunyaii janjii dgn rekan biisniisnya.
Sebelom pulang aqu menanyakan apakah kawan-kawannya berkenan dibayar hutangnya dgn badanku? Dan Pak Hartono berhasiil meyakiinkan bahwa kawan-kawannya pastii akan satu suara dgnnya.
Akhiirnya keesokan hariinya aqu datang kembalii ke rumah Pak Hartono. Harii iitu aqu untuk pertama kaliinya berdandan bukan untuk Swamiku, tetapi untuk lakii-lakii laiin. Aqu datang dgn pakaiian tetap casual saja.
Toh piikiirku nantiinya pakaiian ini juga tak berguna kerana sewaktu aqu menunaiikan tugasku baju ini harus dilepas. Yg jelas aqu mempersiiapkan mentalku untuk hal ini. Kerana ini juga untuk pertama kaliinya aqu akan digauli oleh lakii-lakii yg bukan Swamiku.
Dan yg jelas aqu juga mempersiiapkan kemaluanqu. Semua bulu-bulu yg tumbuh disekiitar kemaluanqu kucukur habiis, sehiingga kemaluanqu biisa terliihat dgn jelas.
Sesampaiinya di rumah Pak Hartono aqu disambut dgn hangat, Pak Hartono menciium punggung tanganku dan kedua piipiiku. Diriiku sedikit canggung meneriima perlaquan yg diberiikan kepadaqu, kerana dia bukan Swamiku.
Tetapi aqu sendirii tak pernah diperlaqukan sepertii iitu oleh Swamiku. Waktu iitu aqu merasa diperlaqukan layaknya seorang wanita. Dia tak menunjukkan bahwa dia hawa napsunya, tetapi justru menunjukkan siikap seorang laki laki dewasa yg membuatku sedikiit “terbiius” oleh perlaquannya.
Sesudah sambutan hangatnya aqu langsung diajak menuju kamarnya. Kamar yg cukup mewah bagiiku. Dan rupanya Pak Hartono sudah menyulap kamarnya menjadi begiitu iindah. Wangii bunga sudah memenuhii seiisii kamarnya.
Sewaktu aqu masiih terpesona dgn kamarnya yg mewah tiiba-tiiba dia memelukku darii belakang. Refleks dan sedikiit terkejut membuat diriiku sedikit memberontak. Tetapi dia meyakiinkan diriiku untuk tenang dan meniikmatii saja waktu-waktu tersebut. Dia mulaii menciiumii leher dan kupiingku yg jelas membuatku terangsang. Lalu dia membaliikkan badanku sehiingga kita saliing berhadapan.
“Boleh kupanggiil Delia saja?” tanyanya padaqu.
“Hmm.. boleh aja pak”
“Wah. Jangan panggiil pak dong. Panggiil saja Hartono. Supaya lebiih mesra.”
“IIya Hartono. Boleh aja kalo kamu mau panggiil aqu Delia.” aqu mulaii meniikmatii keadaan.
“Hmm.. Delia. Sebenarnya ada satu lagii kejutan untukmu harii ini.”
“Apa iitu?” Belom dia menjawabnya tiiba-tiiba piintu kamar terbuka.
Lalu ada dua orang memasukii kamar tersebut. Hal iitu jelas saja membuat aqu terkejut.
“Ini dia kejutannya. Ada dua orang lagii kawanku yg dihutangii Swamimu yg iingiin iikut bermaiin dgn kiita.”
“Tetapi Hartono…”
“Tenang saja. Kalo kau melayanii kita sekaliigus maka bayarannya dinaiikkan menjadi 1,5 juta untuk sekalii maiin. Tak lagii satu juta.”
Sebenarnya aqu sedikit keberatan juga dgn keadaan iitu. Tetapi kerana suasana yg terciipta sudah kuniikmatii akhiirnya aqu menyetujuiinya. Kedua kawannya memang berbeda sekalii dgnnya.
Kawannya yg satu bernama Fajhri, keturunan Arab mempunyaii tubuh proporsional dan berkulit putiih. Sedangkan yg satunya bernama Ku Chai, keturunan Ciina. Tetapi yg jelas ketiiganya mempunyaii postur badan yg sama. Tiinggii besar dan tegap. Beda sekalii dgn Swamiku yg tiinggiinya kiira-kiira sama dgnku dan mempunyaii badan yg tak sebagus mereka.
Jujur saja diam-diam aqu mulaii mengagumii mereka bertiiga dan mulaii membaygkan digauli oleh mereka bertiiga. Aqu sudah lagii tak pedulii dgn suasana romantiis di kamar Pak Hartono, tetapi aqu sudah mulaii membaygkan suasana liiar yg akan terjadi beriikutnya.
Tiiba-tiiba saja Pak Hartono sudah mulaii menciium biibiirku. Aqu yg darii tadi sedang menghayal jelas terkejut, meskipun tak lama dan langsung membalas ciiuman darii Pak Hartono.
Tak lama berselang Fajhri dan Ku Chai langsung bergabung. Fajhri datang darii belakangku dan langsung menciiumii leherku sedangkan Ku Chai langsung ke tujuan dgn meremas kedua dadaqu. Hal ini jelas saja membuat napsuku meledak. Aqu tak tahan untuk tak bersuara, dan akhiirnya aqupun mulaii mengeluarkan desahan darii mulutku.
Sesudah iitu bajuku dan celana panjang yg aqu pakaii mulaii dilepas darii badanku sehiingga terliihat bra dan cd yg aqu kenakan. Hal ini jelas saja membuat mereka bertiiga tambah liiar untuk menjamah badanku.
Dan tak lama berselang bra dan cd ku pun iikut lepas darii badanku sehiingga aqu benar-benar bugiil. Sudah tak ada lagii perasaan canggung dan malu di diriiku. Yg ada hanya napsu yg sudah berada di ubun-ubun.
Sesudah iitu mereka bertiiga pun melepas pakaiiannya masiing-masiing. Dan aqu benar-benar tak biisa menyembunyiikan rasa terkejutku sewaktu mereka bertiiga sudah bugiil. Kerana mereka semua mempunyaii ukuran kemaluan yg sangat besar bagiiku.
Panjang kemaluannya sekiitar 20 cm dan berdiameter kiira-kiira 4-5 cm. Aqu sendirii tak dapat membedakan secara pastii punya siiapa yg paliing besar. Kerana ukuran kemaluan mereka yg hampiir sama. Tetapi yg jelas berbeda sekalii dgn punya Swamiku yg hanya sekiitar 13cm dgn diameter 2 cm.
Aqu dihadapkan dgn tiiga kemaluan raksasa. Perasaan taqut dan penasaran bercampur aduk di diriiku. Taqut kerana belom pernah meliihat kemaluan dgn ukuran sebesar iitu. Penasaran kerana wanita mana yg tak mau kemaluannya dimasukii kemaluan sepertii iitu.
Sesudah semuanya bugiil mereka membiimbiingku untuk jongkok, dan sesudah iitu mereka semua mengeliiliingiiku. Mereka miinta dioral secara bergantiian. Lalu kulaqukan permiintaan iitu dgn senang hatii meskipun dgn bersusah payah.
Aqu seriing mengoral Swamiku, tetapi yg ini beda. Tiiga kemaluan dgn ukuran jauh darii kemaluan Swamiku. Ukuran kemaluan mereka membuat aqu sedikit gelagapan dan sedikiit sesak nafas awalnya. Tetapi lama-lama akhiirnya aqu biisa menguasaii keadaan juga.
Sewaktu aqu mengoral kemaluan pak Hartono kedua tanganku mengocok kemaluan Ku Chai dan Fajhri, begiitu seterusnya. Jiika satu sedang kuoral maka yg dua lagii kebagiian kocokan tanganku.
“Aarrrgghhh niikmat sekalii hiisapanmu Delia” ucapan iitu terlontar darii Fajhri sewaktu mendapat giiliiran dioral olehku.
Ku Chai mendapat giiliiran terakhiir untuk kuoral. Dan sewaktu giiliiran Ku Chai mereka membiimbiingku ke arah tempat tiidur. Rupanya mereka memiintaqu untuk mengoral Ku Chai sembari terlentang sementara kemaluan Ku Chai berada di atas mulutku.
Sewaktu sedang asiik-asiiknya meniikmatii kemaluan Ku Chai, tiiba-tiiba kurasakan rangsangan hebat di kedua payudaraqu dan di kemaluanqu. Rupanya Fajhri sedang asiik menggeraygii kedua payudaraqu. Dia sedang asiik meremas dan menjiilatii kedua payudaraqu.
Sedangkan Pak Hartono berada di selangkanganku, dia terliihat asiik menjiilatii kemaluanqu. Terang saja aqu mengoral Ku Chai sembari mengerang (iingiin berteriiak tak biisa kerana mulutku disumpal kemaluan Ku Chai) keenakan kerana perlaquan kedua orang tadi terhadap dua tempat sensiitiif di badanku.
Tak lama kemudian Ku Chai melepaskan kemaluannya darii mulutku lalu bergabung dgn Fajhri untuk meniikmatii payudaraqu. Fajhri menggarap payudara kiiriiku sedangkan Ku Chai yg kanan pak Hartono tetap menjiilatii kemaluanqu. Hal ini membuatku terangsang hebat sehiingga tak tahan lagii untuk berteriiak dan meracau.
“Aarrrrgghhh, niikmat banget… teruuussss… aaarrgghhh… aayoo teruusss” Akhiirnya aqu sampaii juga pada orgasmeku yg pertama.
Tak lama kemudian aqu merasakan sesuatu menempel di biibiir kemaluanqu. Sesudah tukangriik ternyata pak Hartono sudah siiap memasukkan kemaluannya iitu ke dalam kemaluanqu. Aqu merasakan kemaluan pak Hartono semakiin lama semakiin mendesak kemaluanqu.
Aqu merasa sepertii perawan lagii kerana begiitu susahnya kemaluan pak Hartono memasukii kemaluanqu. Terang saja susah, kemaluan sebesar iitu mencoba masuk ke dalam kemaluanqu yg biiasanya hanya dimasukii kemaluan Parjono yg sekarang menjadi biiasa bagiiku.
Terbantu oleh kemaluanqu yg sudah basah akhiirnya kemaluan pak Hartono berhasiil masuk juga. Perlahan-lahan pak Hartono mulaii menggoygkan kemaluannya keluar masuk di kemaluanqu.
“Arrrghhh Hartono… terus… cepetiin donkk.. goyg…” aqu sudah meracau tak karuan kerana kemaluan pak Hartono yg menghadirkan keniikmatan yg luar biiasa.
Ditambah lagii Ku Chai dan Fajhri yg masiih siibuk dgn kedua payudaraqu. Akhiirnya sesudah dirasa lancar pak Hartonopun mulaii mempercepat goygannya. Baru beberapa goygan saja aqu sudah orgasme lagii padahal tukanghat pak Hartono masiih kuat menggoyg kemaluannya. Makiin lama makiin cepat dan cepat sampaii akhiirnya aqu tak tahan dan sampaii pada orgasme ku yg kesekekiian kalii.
Sesudah sedikit lama terasa goygan pak Hartono semakiin cepat dan cepat kemudian sampaii pada goygan dia yg terakhiir, esexeseks.com badannya mengejang keras sekalii, suaranya melenguh setengah berteriiak. Dan aqu biisa merasakan kalo dia orgasme.
Semburan spermanya di dalam kemaluanqu terasa sekalii. Tak lama berselang pak Hartono mencabut kemaluannya dan aqu didatangii oleh Ku Chai dan Fajhri yag tampak sudah tak sabar. Aqu liihat Ku Chai membawa baby oiil.
“Untuk apa?” tanyaqu.
“Sudahlah niikmatii saja” begiitu kata Ku Chai.
Kerana memang gaiirahku masiih diatas akhiirnya aqu tak peduliikan lagii.
Tak lama mereka memiintaqu untuk berposiisii doggy style, dan aqu iiyakan saja toh aqu juga terbiiasa dgn gaya iitu. Tetapi betapa terkejutnya sewaktu kurasakan Ku Chai menumpahkan baby oiil di lubang bokongku dan di kemaluannya lalu kemudian berusaha memasukkan kemaluannya iitu ke bokongku.
Tadinya aqu iingiin berontak, tetapi Fajhri memegangii badanku dgn erat supaya tak berontak. Terasa sedikiit sakiit sewaktu kemaluan Ku Chai mencoba untuk memasukii lubang bokongku tetapi kemudian sesudah masuk terasa niikmat yg luar biiasa juga. Tak kalah dgn niikmatnya sewaktu masuk ke kemaluan.
Lalu Ku Chai kemudian mulaii untuk menggoyg kemaluannya di dalam bokongku. Sewaktu sudah lancar dan baru beberapa waktu Ku Chai memiinta merubah posiisii tanpa melepaskan kemaluannya darii bokongnya. Kita berdua terlentang dan bertiindihan dgn aqu diatasnya.
Sehiingga makiin kurasa Kemaluan iitu bergeriilya di lubang bokongku. Tak lama kemudian Fajhri menghampiirii kita dan sudah siiap dgn kemaluannya yg sudah berdirii tegak dan diarahkan ke kemaluanqu yg terbuka menantang. Akhiirnya Fajhri memasukkan kemaluannya ke dalam kemaluanqu berbarengan dgn Ku Chai dia menggoygkan kemaluannya keluar masuk kemaluanqu.
Sebuah pengalaman luar biiasa yg belom aqu alamii sebelomnya. Aqu digauli dua lakii-lakii secara bersamaan. Benar-benar terasa niikmat sekalii, ditambah lagii keduanya ditambah pak Hartono merupakan sosok laki laki gagah, tampan dan enak dipandang.
Pergumulan kita bertiiga tak terasa membuatku orgasme berkalii-kalii, kerana rasa niikmat yg luar biiasa. Dan akhiirnya Fajhri dan Ku Chai secara bersamaan mencapaii orgasmenya. Ku Chai mengerluarkan spermanya di dalam bokongku sedang Fajhri di dalam kemaluanqu.
Sesudah iitu kita berempat mebersiihkan dirii, dan rupanya di meja makan sudah disiiapkan makanan untuk kita berempat. Sesudah kita makan akhiirnya aqu iiziin untuk pulang dan tak lupa membuat janjii untuk pertemuan beriikutnya dgn mereka.
Sesudah kejadian iitu aqu merasakan tak napsu lagii dgn Parjono sewaktu dia mengajakku untuk bersebadan. Aqu hanya berusaha menjalankan kewajiibanku saja. Tetapi jujur saja aqu tak merasa puas. Kerana aqu sudah menemukan sesuatu yg lebiih diluar sana.
Dan sesudah semua hutang-hutang Parjono lunas aqu seriing kalii mendatangii mereka atau salah satu darii mereka untuk miinta digauli. Aqu sudah sampaii pada taraf ketagiihan yg luar biiasa. Pada akhiirnya aqupun jujur kepada Parjono tentang hal yg selama ini terjadi.
Dia terkejut, tetapi tak biiasa marah kerana aqu melaqukan iitu untuk melunasii hutang-hutangnya. Sesudah kutanyaii apakah dia iingiin menuntut ceraii diriiku, dia tak mau menceraiikanku dgn alasan dia masiih sayg. Aqu memberiikan syarat kepada Parjono yaiitu, aqu bebas bersebadan dgn ketiiga orang iitu kapanpun dan dimanapun aqu mau tanpa harus dicemburuii. Akhiirnya Parjono menyetujuiinya, kerana masiih menyaygiiku.
Pernah suatu waktu sewaktu Parjono pulang ke rumah dia mendapatii diriiku sedang bersebadan dgn ketiiga priia tersebut. Sewaktu dia akan pergii justru dia dipaksa untuk duduk dan menyaksiikan kita oleh pak Hartono, Ku Chai dan Fajhri.
Bahkan dia juga ditelanjangii oleh mereka didepanku. Mereka sengaja melaqukan iitu hanya untuk membandingkan ukuran kemaluan mereka dan Parjono dan memang kemaluan Parjono menjadi terliihat keciil sekalii. Sebenarnya aqu kasiihan meliihatnya diperlaqukan sepertii iitu.
Tetapi kerana hawa napsu yg sudah menguasaii diriiku, maka tak kuacuhkan dia dan aqu hanya melayanii kemaluan-kemaluan raksasa yg dapat memuaskan kemaluanqu.