Dan Akhirnya Alexis Pun Tumbang
Hotel Alexis di kawasan Jalan RE Martadinata, Jakarta Utara hari ini kembali ramai menjadi bahan pembicaraan. Pasalnya efektif per tanggal 27 Oktober 2017, Hotel Alexis sudah tidak bisa beroperasi lagi.
Izin operasional mereka telah habis dan tidak diperpanjang lagi oleh Pemprov DKI Jakarta. Dengan tidak diperpanjangnya izin operasional mereka, maka Alexis resmi ditutup dengan sendirinya.
Penutupan Hotel Alexis yang dianggap sebagai sarang maksiat adalah salah satu dari 23 janji Anies Baswedan dan Sandiaga Uno saat kampanye pada pilkada DKI Jakarta.
Bukan hanya itu saja, janji menutup Alexis kembali dilontarkan oleh Anies Baswedan saat debat Cagub pada Pilkada DKI 2017. Saat itu Ahok dikritik habis-habisan oleh Anies Baswedan bahwa sistem yang dipimpin Ahok cuma tegas terhadap orang kecil saja, namun tumpul kepada pengusaha besar.
Anies pun mencontohkan soal keberadaan Alexis yang yang ditudingnya sebagai tempat prostitusi terselubung dan dianggapnya tidak diutak-atik oleh Ahok. Namun coba kalau soal bangunan liar dan penggusuran, Ahok dianggapnya sangat keras sehingga menimbulkan penderitaan bagi rakyat kecil. kelas menengah ke atas seperti Hotel Alexis .
Anies bilang untuk urusan penggusuran tegas, tetapi urusan prostitusi Alexis lemah. Entah Anies Baswedan ini tahu atau pura-pura tidak tahu tutup mata tutup telinga demi nafsunya menjadi Gubernur DKI Jakarta, di tangan Ahok, justru sejumlah lokasi hiburan malam seperti Stadium, Rajamas, Milles tumbang tidak berdaya dihajar Ahok tanpa Ampun.
Padahal kalau mau jujur belum tentu Anies Baswedan punya bukti-bukti sahih yang dilihatnya dengan mata kepalanya sendiri bahwa Hotel Alexis adalah hotel tempat prostitusi terselubung sesuai tudinganya.
Jangankan Anies Baswedan, Ahok sendiri mengaku tidak punya bukti-bukti yang sahih tentang praktik prostitusi di Hotel Alexis. Itulah sebabnya kenapa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak bisa menutup hotel tersebut.
Anies Baswedan hanya berdasarkan asumsi yang berkembang di media massa bahwa Alexis adakah tempat maksiat dimana sumber segala bentuk perbuatan yang melanggar kesusilaan.
Menurut Anies Baswedan, dengan tidak diperpanjangnya izin Alexis merupakan upayanya untuk menjaga moral kita. Maksudnya kita itu kita yang mana?
Kalau mau bicara moral, tidak perlu soal prostitusi segala, om. Nonton video bokepnya Hanna Anissa yang mahasiswi UI itu itu juga moral bejat karena kepo banget dengan urusan seks orang lain.
Soal penutupan Alexis, sebelumnya Anies Baswedan bilang akan ada kejutan terkait janjinya terhadap Hotel Alexis.
Ternyata kejutan yang dimaksud adalah tidak diperpanjangnya izin operasional saat diajukan oleh pihak Hotel Alexis. Ternyata cuma segitu doang, kirain mau bikin heboh apa gitu.
Seharusnya Anies Baswedan harus bisa merangkul dan membina para pelaku usaha hiburan di ibu kota negara ini, bukan jebakan betmen dengan menunggu izinnya habis baru sikat.
Memangnya Anies Baswedan bisa memberi kerjaan yang baru bagi para karyawan Hotel Alexis yang status mereka kini pengangguran akibat tidak diperpanjangnya izin operasional hotel tersebut? Mikir dong. Kasihan anak istri mereka, mau makan apa kalau sudah jadi pengangguran.
Padahal fakta membuktikan bahwa bisnis hotel dan hiburan malam adalah salah satu penghasil Pendapatan Asli Daerah terbesar yang mendukung dunia pariwisata di DKI Jakarta ini.
Di era Ahok saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, bisnis hiburan dikelolanya dengan profesional karena Ahok paham betul bahwa Pendapatan Asli Daerah dalam bisnis hotel dan hiburan malam sangat besar nominalnya karena intinya sifat dasar manusia pada umumnya butuh hiburan untuk melepas kepenatan dan kejenuhan akibat rutinitas, baik itu dalam dunia bisnis maupun dalam dunia kerja.
Ahok lalu menetapkan pajak hiburan yang tinggi untuk menggenjot PAD. Selain itu, Ahok juga menetapkan pengawasan yang ketat dengan menempatkan CCTV dan memasang Cashier Online ke database pendapatan daerah agar tidak ada penyelewengan pajak oleh para pengusaha nakal dibidang perhotelan dan hiburan malam.
Mungkin sebagai seorang Krisitiani yang taat, Ahok mengimani Lukas 10:3, 5-6 yang menyatakan bahwa, pergilah, sesungguhnya AKU mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala. Kalau Anies, entahlah.